Jumat, 13 Februari 2015

Beasiswa Pesantren- Semester II Please Be Nice-



Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salam kenal guys, aku mahasiswa semester II Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Sebenernya belum resmi semester II sih berhubung niai yang baru keluar itu baru nilai blok 3, blok 1 dan blok 2 nya belum keluar. Yah, semoga aja sesuai harapan ya nialinya. Aamiin.

Berhubung aku salah satu mahasiswa penerima beasiswa santri/santriwati berprestasi uang SPP ditanggung pemerintah daerah provinsiku. Kebanyakan saat temen-temenku, keluargaku, termasuk orang-orang yang tergolong sekedar tau indentitasku, saat tau bahwa aku masuk fakuktas kedokteran dengan label beasiswa, semua pada acungkan jempol “keren banget masuk FK gratis”. Oke, emang enak guys, bayangin aja saat mereka pada pusing kapan bayar SPP, gimana bayar SPP, panas-panasan ngantri bayar di BANK, kamu hanya tinggal duduk manis nunggu kapan masuk kuliah. Yup, itu bagian luarnya guys, bagian enaknya doang. Jadi, kali ini aku bakal cerita secuil sesi kurang enaknya dari pengalamanku jadi anak berbekal beasiswa.

Siapa yang g tau klo dari sebelum-sebelum waktu pembayaran SPP sudah terpampang dipapan pengumuman “waktu pembayaran UKT dari tanggal ... sampai... yang telat bayar harap segera urus surat cuti”. Kebayang deh kata cuti itu, gggrggrgrgrgrrggr

Pagi ini aku pergi ke kampus, rencananya mau isi KRS. Alkisah aku buka hp dan liat pemberitahuan LINE yang rame banget yang berasal dari grup Perkumpulan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Santriwati Berprestasi yang kemudian disingkat FKM-Sanpres yang di LINE anggotanya seitar 20-an. Kaget banget aku liat pembahasannya tentang nama kami yang terdaftar pada print out list yang berjudul mahasiswa yang belum bayar SPP. Glek, sambil nelen ludah aku segera gabung dipercakapan. “trus kita harus gmna? Aku g mau cuti mbaak” sahutku ke salah satu senior di grup tersebut.

Sebelum aku masuk FK, kasus yang sama juga pernah terjadi bahkan kakak-kakak senior FKM-Sanpres sudah dikeluarkan surat cuti. Tapi, tentu saja semuanya bisa ditangani oleh mereka dengan menghadap ke DIKPORA tepatnya gubernur kami yang terhormat Tuan Guru Bajang selaku pemberi beasiswa. Terimakasi kami ucapkan kepada beliau. 

Duh, jadi berbelit-belit ya ceritanya. Jadi maslahnya gini, 31 Desember lalu pak M dari pihak keuangan fakultasku berpesan untuk bayar SPP terlebih dahulu karena untuk semester ini belum dibayarkan oleh pihak DIKPORA dan tentunya akan diganti setelah uang beasiswa itu datang. Untuk lebih memastikan ketua dari FKM-Sanpres pergi ke DIKPORA untuk konfirmasi hal tersebut dengan hasil pihak DIKPORA meminta kami untuk menanyakan ke pihak kampus. Sebagai tindak lanjut dari konfirmasi tersebut, pada tanggal 8 januari, 2 orang diantara kami pergi ke rektorat dan bertemu pak S untuk menanyakan apakah kami harus bayar atau tidak untuk sememster ini dan pak S berkata “tidak perlu karena sudah dibayarkan oleh DIKPORA untuk 2 semester”. Jreeeng, dengan gembira kami pun berpegang pada informasi terakhir yang dari pak S bahwa kami tidak perlu bayar.

Lalu kenapa tiba-tiba nama kami ada di daftar mahasiswa yang belum bayar SPP dan terancam cuti?. Berhubung hari itu hanya aku anggota FKM-Sanpres yang berada di kampus, aku langsung cuss ke rektorat untuk menanyakan hal tersebut. Sayangnya, aku g bisa ketemu langsung dengan pak S karena pada hari itu beliau izin dari kantor karena sakit dan akhirnya aku berhadapan dengan mbak S, dia bagian apa entahlah aku tak tau. Dengan wajahnya yang riang mbak S menyambutku dengan baik, dengan mata berkaca-kaca takut cuti aku ceritakan keluhan kami ke mbak S. Mbak S-pun menunjukkan data pembayaran untuk FKM-Sanpres dan tertera pembayaran untuk 2 semester kecuali untuk angkatan 2014 yaitu aku dan 2 temanku yang lain tertulis 1 semester. Mbak S menjelaskan bahwa seharusnya memang kami bayar terlebih dahulu SPP tersebut mengingat DIKPORA hanya membayarkan untuk satu tahun anggaran yaitu untuk semester genap tahun sebelumnya dan semester gasal kemarin ini. jadi, untuk sememster genap sekarang ini belum dibayarkan. Aku ceritakan kepada mbak S tentang informasi terakhir yang kami dapatkan daari pak S adalah kami tidak perlu bayar. Mbak S kemudian menelpon pak S, dari telpon aku dengar suara pak S berkata “memang kemarin saya salah persepsi, saya kira satu tahun itu untuk semester gasal dan semester genap sekarang. Tetapi, saya sudah informasikan ke pihak fakultas agar mengumumkan bahwa mereka dimintauntuk bayar terlebih dahulu mewanti-wanti DIKPORA akan membayarkan tahun depan, salah mereka sih bu’ dak update informasi”. Dag dig dug dag dig dug yah, ujung-ujungnya memang kami yang akan disalahkan. 

Melihat wajahku yang belum puas dengan jawaban tersebut, akhirnya mbak S menyarankan agar aku pergi menanyakan ke fakultas. Tanpa pikir panjang setelah berterimakasih kepada mbak S akupun pergi ke fakultas dan bertemu pak M, bapak yang katanya pak S diminta untuk mengumumkan kepada kami. Pak M bilang bahwa beliau sudah berpesan kepada salah satu dari kami yaitu kepada kakak koas agar kami membayar SPP terlebih dahulu kemudian aku dibawa ke pak D (sebut saja begitu karena aku g tau nama beliau siapa). Disini aku paling kecewa. Beliau hanya bilang “kami tidak ingin terlibat lagi dalam masalah ini karena sebenarnya kami hanya menerima mahasiswa saja. Sekarang silahkan adek kumpulkan teman-teman kemudian menghadap ke DIKPORA. Biar DIKPORA mau mempertanggungjawabkan kalian,biar DIKPORA yang berhadapan dengan rektor. Kami tidak bisa berbuat banyak”. Jreeng aku informasikan semuanya ke grup FKM-Sanpres di LINE dan sepakat untukmenunggu hari esok dengan rencana kami kembali ke kampus untuk konfirmasi apa yang harus kami lakukan.

Dugaan kami dari kasus tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2014 pak M menginformasikan kepada salah satu kakak koas untuk memberitahuakan kami bahwa kami diminta untuk bayar terlebih dahulu SPP semester genap ini dan pada hari yang sama Kak Y selaku ketua grup FKM-Sanpres konfirmasi ke DIKPORA apa kami harus bayar atau tidak dan pihak DIKPORA mengembalikan semua keputusan ke kampus. Kemudian pada 8 januari 2015 2 orang dari kami konfirmasi ke pihak rektorat dengan hasil kami tidak perlu bayar. Tapi, berhubung dari pihak rektorat ada salah persepsi, pihak rektorat menghubungi pihak fakultas untuk konfirmasi bahwa kami harus bayar dulu tetapi karena pihak fakultas tidak tau bahwa informasi tersebut bersifat perbaikan atas informasi kemarin (karena  pihak fakultas tidak tau kami bertanya ke pihak rektorat dan pihak rektorat tidak menjelaskan) pihak fakultas tidak mengumumkannya kembali karena merasa pada tanggal 31 Desember 2014 kemarin sudah diinformasikan. Mungkin begitu J
Keputusannya aku sensor yaaa,
Alhasil semua baik-baik saja, terimakasih kampus, terimakasih DIKPORA, terimakasih Tuan Guru Bajang.
Pesannya jangan pernah bosan untuk update informasi tentang kampusmu terutama tentang hal yang berkaitan erat dengan masa depanmu dan selalu ingat bahwa Allah SWT selalu memberikan apa yang kamu butuhkan bukan yang kamu inginkan.
Huallahuta'aala a'lam. Sekian ceritanya
Wassalam,
 
Semester II Please Be Nice :)