Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salam kenal guys, aku mahasiswa
semester II Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Sebenernya belum resmi
semester II sih berhubung niai yang baru keluar itu baru nilai blok 3, blok 1
dan blok 2 nya belum keluar. Yah, semoga aja sesuai harapan ya nialinya.
Aamiin.
Berhubung aku salah satu
mahasiswa penerima beasiswa santri/santriwati berprestasi uang SPP ditanggung
pemerintah daerah provinsiku. Kebanyakan saat temen-temenku, keluargaku,
termasuk orang-orang yang tergolong sekedar tau indentitasku, saat tau bahwa
aku masuk fakuktas kedokteran dengan label beasiswa, semua pada acungkan jempol
“keren banget masuk FK gratis”. Oke, emang enak guys, bayangin aja saat mereka
pada pusing kapan bayar SPP, gimana bayar SPP, panas-panasan ngantri bayar di
BANK, kamu hanya tinggal duduk manis nunggu kapan masuk kuliah. Yup, itu bagian
luarnya guys, bagian enaknya doang. Jadi, kali ini aku bakal cerita secuil sesi
kurang enaknya dari pengalamanku jadi anak berbekal beasiswa.
Siapa yang g tau klo dari sebelum-sebelum
waktu pembayaran SPP sudah terpampang dipapan pengumuman “waktu pembayaran UKT
dari tanggal ... sampai... yang telat bayar harap segera urus surat cuti”. Kebayang
deh kata cuti itu, gggrggrgrgrgrrggr
Pagi ini aku pergi ke kampus,
rencananya mau isi KRS. Alkisah aku buka hp dan liat pemberitahuan LINE yang
rame banget yang berasal dari grup Perkumpulan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Santriwati
Berprestasi yang kemudian disingkat FKM-Sanpres yang di LINE anggotanya seitar
20-an. Kaget banget aku liat pembahasannya tentang nama kami yang terdaftar
pada print out list yang berjudul mahasiswa yang belum bayar SPP. Glek, sambil
nelen ludah aku segera gabung dipercakapan. “trus kita harus gmna? Aku g mau
cuti mbaak” sahutku ke salah satu senior di grup tersebut.
Sebelum aku masuk FK, kasus yang
sama juga pernah terjadi bahkan kakak-kakak senior FKM-Sanpres sudah
dikeluarkan surat cuti. Tapi, tentu saja semuanya bisa ditangani oleh mereka
dengan menghadap ke DIKPORA tepatnya gubernur kami yang terhormat Tuan Guru Bajang
selaku pemberi beasiswa. Terimakasi kami ucapkan kepada beliau.
Duh, jadi berbelit-belit ya
ceritanya. Jadi maslahnya gini, 31 Desember lalu pak M dari pihak keuangan fakultasku
berpesan untuk bayar SPP terlebih dahulu karena untuk semester ini belum dibayarkan
oleh pihak DIKPORA dan tentunya akan diganti setelah uang beasiswa itu datang. Untuk
lebih memastikan ketua dari FKM-Sanpres pergi ke DIKPORA untuk konfirmasi hal
tersebut dengan hasil pihak DIKPORA meminta kami untuk menanyakan ke pihak
kampus. Sebagai tindak lanjut dari konfirmasi tersebut, pada tanggal 8 januari,
2 orang diantara kami pergi ke rektorat dan bertemu pak S untuk menanyakan
apakah kami harus bayar atau tidak untuk sememster ini dan pak S berkata “tidak
perlu karena sudah dibayarkan oleh DIKPORA untuk 2 semester”. Jreeeng, dengan
gembira kami pun berpegang pada informasi terakhir yang dari pak S bahwa kami
tidak perlu bayar.
Lalu kenapa tiba-tiba nama kami
ada di daftar mahasiswa yang belum bayar SPP dan terancam cuti?. Berhubung hari
itu hanya aku anggota FKM-Sanpres yang berada di kampus, aku langsung cuss ke
rektorat untuk menanyakan hal tersebut. Sayangnya, aku g bisa ketemu langsung
dengan pak S karena pada hari itu beliau izin dari kantor karena sakit dan
akhirnya aku berhadapan dengan mbak S, dia bagian apa entahlah aku tak tau. Dengan
wajahnya yang riang mbak S menyambutku dengan baik, dengan mata berkaca-kaca
takut cuti aku ceritakan keluhan kami ke mbak S. Mbak S-pun menunjukkan data
pembayaran untuk FKM-Sanpres dan tertera pembayaran untuk 2 semester kecuali
untuk angkatan 2014 yaitu aku dan 2 temanku yang lain tertulis 1 semester. Mbak
S menjelaskan bahwa seharusnya memang kami bayar terlebih dahulu SPP tersebut
mengingat DIKPORA hanya membayarkan untuk satu tahun anggaran yaitu untuk
semester genap tahun sebelumnya dan semester gasal kemarin ini. jadi, untuk
sememster genap sekarang ini belum dibayarkan. Aku ceritakan kepada mbak S
tentang informasi terakhir yang kami dapatkan daari pak S adalah kami tidak
perlu bayar. Mbak S kemudian menelpon pak S, dari telpon aku dengar suara pak S
berkata “memang kemarin saya salah persepsi, saya kira satu tahun itu untuk
semester gasal dan semester genap sekarang. Tetapi, saya sudah informasikan ke
pihak fakultas agar mengumumkan bahwa mereka dimintauntuk bayar terlebih dahulu
mewanti-wanti DIKPORA akan membayarkan tahun depan, salah mereka sih bu’ dak
update informasi”. Dag dig dug dag dig dug yah, ujung-ujungnya memang kami yang
akan disalahkan.
Melihat wajahku yang belum puas
dengan jawaban tersebut, akhirnya mbak S menyarankan agar aku pergi menanyakan
ke fakultas. Tanpa pikir panjang setelah berterimakasih kepada mbak S akupun
pergi ke fakultas dan bertemu pak M, bapak yang katanya pak S diminta untuk
mengumumkan kepada kami. Pak M bilang bahwa beliau sudah berpesan kepada salah
satu dari kami yaitu kepada kakak koas agar kami membayar SPP terlebih dahulu
kemudian aku dibawa ke pak D (sebut saja begitu karena aku g tau nama beliau
siapa). Disini aku paling kecewa. Beliau hanya bilang “kami tidak ingin
terlibat lagi dalam masalah ini karena sebenarnya kami hanya menerima mahasiswa
saja. Sekarang silahkan adek kumpulkan teman-teman kemudian menghadap ke
DIKPORA. Biar DIKPORA mau mempertanggungjawabkan kalian,biar DIKPORA yang
berhadapan dengan rektor. Kami tidak bisa berbuat banyak”. Jreeng aku
informasikan semuanya ke grup FKM-Sanpres di LINE dan sepakat untukmenunggu
hari esok dengan rencana kami kembali ke kampus untuk konfirmasi apa yang harus
kami lakukan.
Dugaan kami dari kasus tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2014 pak M menginformasikan kepada salah satu kakak
koas untuk memberitahuakan kami bahwa kami diminta untuk bayar terlebih dahulu
SPP semester genap ini dan pada hari yang sama Kak Y selaku ketua grup
FKM-Sanpres konfirmasi ke DIKPORA apa kami harus bayar atau tidak dan pihak
DIKPORA mengembalikan semua keputusan ke kampus. Kemudian pada 8 januari 2015 2
orang dari kami konfirmasi ke pihak rektorat dengan hasil kami tidak perlu
bayar. Tapi, berhubung dari pihak rektorat ada salah persepsi, pihak rektorat
menghubungi pihak fakultas untuk konfirmasi bahwa kami harus bayar dulu tetapi
karena pihak fakultas tidak tau bahwa informasi tersebut bersifat perbaikan
atas informasi kemarin (karena pihak
fakultas tidak tau kami bertanya ke pihak rektorat dan pihak rektorat tidak
menjelaskan) pihak fakultas tidak mengumumkannya kembali karena merasa pada
tanggal 31 Desember 2014 kemarin sudah diinformasikan. Mungkin begitu J
Keputusannya aku sensor yaaa,
Alhasil semua baik-baik saja,
terimakasih kampus, terimakasih DIKPORA, terimakasih Tuan Guru Bajang.
Pesannya jangan pernah bosan untuk update informasi tentang kampusmu terutama tentang hal yang berkaitan erat dengan masa depanmu dan selalu ingat bahwa Allah SWT selalu memberikan apa yang kamu butuhkan bukan yang kamu inginkan.
Huallahuta'aala a'lam. Sekian ceritanya
Wassalam,
Semester II Please Be Nice :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar